Sure'5

Sure'5

Minggu, 03 Maret 2013

Hargailah !


Hargai Apa Yang Kita Milikii

Permasalahan

Liputan6.com, Kulon Progo: Seorang remaja putri ditemukan tak bernyawa di sebuah kos-kosan di Bulurejo, Jawa Tengah, Selasa (24/5). Dengan mulut korban mengeluarkan busa.
                 Warga berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian tersebut. Korban berusia 18 tahun bernama Eko Bekti Lestariningrum diketahui warga Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulon Progo. Begitu mendengar kabar duka, adik korban berteriak histeris dan sempat tak sadarkan diri.
                Pemeriksaan dilakukan pada akhirnya ditemukan sebuah tulisan yang diperoleh didalam tas korban. Petugas menduga korban meminum racun usai putus cinta dengan sang kekasih. Selain surat, polisi juga mengamankan bungkusan air dan gelas yang memungkinkan digunakan korban dalam aksi bunuh dirinya.

Analisis dan pemecahan

Dalam kehidupan ini, telah banyak sekali manusia yang sama sekali tidak menghargai kehidupan yang telah dianugerahkan kepadanya, marak sekali kasus bunuh diri hanya akibat masalah seperti terlilit hutang atau patah hati.
Sebelum kita membahasnya lebih lanjut, ada hal yang ingin saya tanyakan terlebih dahulu.
Pernahkah kalian mendengar atau membaca kisah tentang Helen Keller? Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli.
Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Keller dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya  dia diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal.
Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaries !

Lihatlah, dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya, mampu menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Keller :

    "It would be a blessing if each person
     could be blind and deaf for a few days
     during his grown-up live. It would make
     them see and appreciate their ability to
     experience the joy of sound".


Intinya, menurutnya merupakan sebuah anugerah apabila setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.
Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

                Sekarang, coba kalian bayangkan sejenak, kita menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja! Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut dan jangan biarkan diri kita melihat atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu kita tidak bisa melihat indahnya dunia, kita tidak bisa  melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan kita tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan.

Bagaimana ? Apakah beberapa hari cukup berat ? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?
Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita !

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan, Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki.
Bahkan terkadang seringkali kita memikirkan apa yang belum pernah kita miliki, bukan apa yang belum pernah kita capai !
Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. 
Ya! Kemewahan untuk orang lain!

Coba kita renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.

Ada satu pengalaman menarik yang saya dapatkan dari seorang teman, saat dia mencoba bunuh diri karena masalah yang sedang dihadapinya.
Saat meloncat dari lantai delapan, Ia melihat pasangan yang diketahuinya saling mencintai, sedang bertengkar dan saling memukul dilantai tujuh.
Kemudian dia melihat Agung yang biasanya kuat dan tabah sedang menangis terisak-isak dilantai enam.
Dilantai lima, terlihat Aya sahabatnya, sedang memergoki tunangannya yang sedang bercinta dengan sahabatnya sendiri !
Sedangkan dilantai empat, Idris sedang meminum obat anti depresi.
Dilantai tiga, Pak Tua sedang mengharapkan anak-anaknya datang mengunjunginya. Anak-anak yang telah lama melupakanya.
Dan dilantai dua, Tamara sedang memandangi foto suaminya yang sudah meninggal enam bulan lalu sambil terus menangis tanpa henti.
                setiap orang punya masalah dan kekuatirannya sendiri-sendiri.
Setelah dilihatnya semua itu, dia tersadar bahwa ternyata keadaannya sebenarnya tidaklah begitu buruk.
Semua orang yang dilihatnya tadi sekarang sedang melihat dirinya sendiri.
Dia merasa setelah mereka melihatnya sekarang, mungkin mereka merasa bahwa situasi mereka sama sekali tidak buruk.

” Be grateful for whoever you are….coz if u compare it to others, u’ll be suprised of their secret life ”
“Bersyukurlah atas dirimu apa adanya, karena bila kamu membandingkan dengan orang lain, kamu akan terkejut dengan rahasia hidup mereka”

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik.
Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik. 

1 komentar: